loading...

Tentang sholat dhuha

Admin 9:40:00 PM
Berikut ini adalah penjelasan tentang sholat dhuha dalam bahasa Indonesia (Full Bahasa Indonesia)

Keutamaan Sholat Dhuha


Shalat Dhuha adalah salah satu shalat sunat yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, maka adalah kebaikan bagi kita untuk mengetahui sunnah ini.

Dari Abu Dzar, dari Nabi SAW, beliau bersabda :

“Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di waktu Dhuha.”
[HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari dari Abu Hurairah].

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata :

“Kekasihku SAW telah berwasiat kepadaku tiga perkara : [1] puasa tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat shalat Dhuha dan [3] melaksanakan shalat witir sebelum tidur.”
[HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud, Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami].

Dari Abud Darda ra., ia berkata :

“Kekasihku telah berwasiat kepadaku tiga hal. Hendaklah saya tidak pernah meninggalkan ketiga hal itu selama saya masih hidup: [1] menunaikan puasa selama tiga hari pada setiap bulan, [2] mengerjakan shalat Dhuha, dan [3] tidak tidur sebelum menunaikan shalat Witir.”
[HR. Muslim, Abu Dawud, Turmuzi dan Nasa’i].

Anjuran Sholat Dhuha

Dari Aisyah ra., ia berkata :

“Saya tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah SAW menunaikan shalat Dhuha, sedangkan saya sendiri mengerjakannya. Sesungguhnya Rasulullah SAW pasti akan meninggalkan sebuah perbuatan meskipun beliau menyukai untuk mengerjakannya. Beliau berbuat seperti itu karena khawatir jikalau orang-orang ikut mengerjakan amalan itu sehingga mereka menganggapnya sebagai ibadah yang hukumnya wajib (fardhu).”
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Malik dan Ad-Darami]

Dalam Syarah An-Nawawi disebutkan: Aisyah berkata seperti itu karena dia tidak setiap saat bersama Rasulullah. Pada saat itu Rasulullah memiliki istri sebanyak 9 (sembilan) orang. Jadi Aisyah harus menunggu selama 8 hari sebelum gilirannya tiba. Dalam masa 8 hari itu, tidak selamanya Aisyah mengetahui apa-apa yang dilakukan Rasulullah SAW di rumah istri beliau yang lain.

Keutamaan Sholat Dhuha

Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi SAW bersabda :

“Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan].

Dari Abu Said [Al-Khudry], ia berkata: Adalah Rasulullah SAW mengerjakan shalat Dhuha, sehingga kami mengira bahwa beliau tidak pernah meninggalkannya. Dan jika beliau meninggalkannya, kami mengira seakan-akan beliau tidak pernah mengerjakannya”.
[HR. Turmuzi, hadis hasan].

Rasulullah SAW bersabda :

“Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak kefakiran. Dan tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang bertaubat.”

Waktu Sholat Dhuha

Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang mengerjakan shalat Dhuha [pada waktu yang belum begitu siang], maka ia berkata: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat Dhuha pada selain saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Shalatnya orang-orang yang kembali kepada ALLAH adalah pada waktu anak-anak onta sudah bangun dari pembaringannya karena tersengat panasnya matahari”.
[HR. Muslim]

Penjelasan :
Anak-anak onta sudah bangun karena panas matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00 AM, adapun sebelum jam itu dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta.

Waktu-waktu Haram

Dari Ibnu Abbas berkata :

“Datanglah orang-orang yang diridhai dan ia ridha kepada mereka yaitu Umar, ia berkata bahwasanya Nabi SAW melarang sholat sesudah Subuh hingga matahari bersinar, dan sesudah Ashar hingga matahari terbenam.”
[HR. Bukhari]

Dari Ibnu Umar berkata :

“Rasulullah SAW bersabda : Apabila sinar matahari terbit maka akhirkanlah (jangan melakukan) sholat hingga matahari tinggi. Dan apabila sinar matahari terbenam, maka akhirkanlah (jangan melakukan) sholat hingga matahari terbenam”.
[HR. Bukhari]

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW melarang dua sholat. Beliau melarang sholat sesudah sholat Subuh sampai matahari terbit dan sesudah sholat Ashar sampai matahari terbenam.
[HR. Bukhari]

Dari Muawiyah ia berkata (kepada suatu kaum) : “Sesungguhnya kamu melakukan sholat (dengan salah). Kami telah menemani Rasulullah SAW, kami tidak pernah melihat beliau melakukan sholat itu karena beliau telah melarangnya, yaitu dua rakaat sesudah sholat Ashar”. [HR. Bukhari]

Dari Uqbah bin Amir :

“Rasulullah SAW melarang sholat pada tiga saat : (1) ketika terbit matahari sampai tinggi, (2) ketika hampir Zuhur sampai tergelincir matahari, (3) ketika matahari hampir terbenam.” [HR. Bukhari]

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW telah melarang sholat pada waktu tengah hari tepat (matahari di atas kepala), sampai tergelincir matahari kecuali pada hari Jumat. [HR. Abu Dawud]

Menurut jumhur ulama, sholat ini adalah sunat Tahiyatul Masjid, selain sholat ini tetap dilarang melakukan sholat apapun.

Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam :

“Matahari terbit dengan diikuti setan. Pada waktu mulai terbit, matahari berada dekat dengan setan, dan ketika telah mulai meninggi berpisah darinya. Pada waktu matahari berada tepat di tengah-tengah langit, ia kembali dekat dengan setan, dan ketika telah zawal (condong ke arah barat) ia berpisah darinya. Pada waktu hampir terbenam, ia dekat dengan setan, dan setelah terbenam ia berpisah lagi darinya.” [HR. Nasa’i]

Waktu-waktu itu adalah waktu yang haram untuk shalat. Artinya apabila kita melakukan shalat sunat pada waktu haram, maka bukan pahala yang kita dapatkan, melainkan dosa.

Waktu-waktu haram yang mengapit shalat Dhuha

1. Waktu haram #1 = sesudah Shalat Subuh hingga matahari bersinar, atau kurang lebih sejak jam 06:00 AM hingga 07:45 AM

2. Waktu haram #2 = ketika hampir masuk waktu Zuhur hingga tergelincir matahari, atau kurang lebih jam 11:30 AM hingga 12:00 PM

Jumlah Raka'at Sholat Dhuha

4 RAKAAT

Dari Mu’dzah, bahwa ia bertanya kepada Aisyah : “Berapa jumlah rakaat Rasulullah SAW ketika menunaikan shalat Dhuha ?”
Aisyah menjawab : “Empat rakaat dan beliau menambah bilangan rakaatnya sebanyak yang beliau suka.” [HR. Muslim dan Ibnu Majah]

12 RAKAAT

Dari Anas bin Malik, bahwa Nabi SAW bersabda :

“Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12 (dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]

8 RAKAAT

Dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata : “Saya berjunjung kepada Rasulullah SAW pada tahun Fathu (Penaklukan) Makkah. Saya menemukan beliau sedang mandi dengan ditutupi sehelai busana oleh Fathimah putri beliau”.
Ummu Hani berkata : “Maka kemudian aku mengucapkan salam”. Rasulullah pun bersabda : “Siapakah itu ?” Saya menjawab : “Ummu Hani binti Abu Thalib”. Rasulullah SAW bersabda : “Selamat datang wahai Ummu Hani”.
Sesudah mandi beliau menunaikan shalat sebanyak 8 (delapan) rakaat dengan berselimut satu potong baju. Sesudah shalat saya (Ummu Hani) berkata : “Wahai Rasulullah, putra ibu Ali bin Abi Thalib menyangka bahwa dia boleh membunuh seorang laki-laki yang telah aku lindungi, yakni fulan Ibnu Hubairah”.
Maka Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya kami juga melindungi orang yang kamu lindungi, wahai Ummu Hani”.
Ummu Hani juga berkata : “Hal itu (Rasulullah shalat) terjadi pada waktu Dhuha.”
[HR. Muslim]

Tata Cara Sholat Dhuha

Berniat untuk melaksanakan shalat sunat Dhuha setiap 2 rakaat 1 salam. Seperti biasa bahwa niat itu tidak harus dilafazkan, karena niat sudah dianggap cukup meski hanya di dalam hati.

Membaca surah Al-Fatihah
Membaca surah Asy-Syamsu (QS:91) pada rakaat pertama, atau cukup dengan membaca Qulya (QS:109) jika tidak hafal surah Asy-Syamsu itu.
Membaca surah Adh-Dhuha (QS:93) pada rakaat kedua, atau cukup dengan membaca Qulhu (QS:112) jika tidak hafal surah Adh-Dhuha.
Rukuk, I’tidal, sujud, duduk dua sujud, tasyahud dan salam adalah sama sebagaimana tata cara pelaksanaan shalat fardhu.
Menutup shalat Dhuha dengan berdoa. Inipun bukan sesuatu yang wajib, hanya saja berdoa adalah kebiasaan yang sangat baik dan dianjurkan sebagai tanda penghambaan kita kepada ALLAH.

Sebagaimana shalat sunat lainnya, Dhuha dikerjakan dengan 2 rakaat 2 rakaat, artinya pada setiap 2 rakaat harus diakhiri dengan 1 kali salam.

Adapun surah-surah yang dibaca itu tidak ada hadis yang mengaturnya melainkan sekedar ijtihad belaka, kecuali membaca Qulya dan Qulhu adalah sunnah Rasulullah, tetapi bukan untuk shalat Dhuha, melainkan shalat Fajr. Kita tidak dibatasi membaca surah yang manapun yang kita sukai, karena semua Al-Qur’an adalah kebaikan.

Doa pun tidak dibatasi, kita boleh berdoa apa saja asalkan bukan doa untuk keburukan. Tetapi hendaklah kita jangan melupakan agar memulai doa itu dengan menyebut nama ALLAH, memuji syukur kepada-NYA dan kemudian bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.

ALLAAHUMMA INNADH-DHUHAA ‘ADHUHAA ‘UKA - WAL BAHAA ‘ABAHAA ‘UKA – WAL JAMAALA JAMAALUKA – WAL QUWWATA QUWWATUKA – WAL QUDRATA QUDRATUKA – WAL ‘ISHMATA ‘ISHMATUKA.
ALLAAHUMMA IN KAANA RIZQII FIS-SAMAA ‘I FA ANZILHU – WA IN KAANA FIL ARDI FA AKHRIJHU – WA IN KAANA MU’ASSARAN FA YASSIRHU – WA IN KAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU – WA IN KAANA BA’IIDAN FA QARRIBHU, BIHAQQI DHUHAA ‘IKA, WA BAHAA ‘IKA, WA JAMAALIKA, WA QUWWATIKA, WA QUDRATIKA.
AATINII MAA ‘ATAITA ‘IBAADAKASH-SHAALIHIIN.

Artinya :
“Wahai ALLAH, bahwasanya waktu Dhuha itu waktu Dhuha-MU – dan kecantikan adalah kecantikan-MU – dan keindahan adalah keindahan-MU – dan kekuatan adalah kekuatan-MU – dan kekuasaan adalah kekuasaan-MU - dan perlindungan itu adalah perlindungan-MU.
Wahai ALLAH, jikalau rejekiku masih diatas langit, maka turunkanlah – Dan jikalau ada didalam bumi maka keluarkanlah – dan jikalau sukar maka mudahkanlah – dan jika haram maka sucikanlah - dan jikalau masih jauh maka dekatkanlah dengan berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-MU.
Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambamu yang shaleh.

Keutamaan Waktu Dhuha

Di dalam Surah Adh-Dhuha Allah SWT bersumpah dengan waktu dhuha dan waktu malam : “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi.” (QS. 93:1-2). Pernahkah terlintas dalam benak kita mengapa Allah SWT sampai bersumpah pada kedua waktu itu?. Beberapa ahli tafsir berpendapat bahwa kedua waktu itu adalah waktu yang paling utama dalam setiap harinya.

Pada waktu itulah Allah SWT sangat memperhatikan hambaNya yang paling rajin mendekatkan diri kepadaNya. Ditengah malam yang sunyi, di mana orang-orang sedang tidur nyenyak tetapi hamba Allah yang pintar mengambil kesempatan di saat itu dengan bermujahadah melawan kantuk dan dinginnya malam dan air wudhu’, bangun untuk menghadap Khaliqnya, tidak lain hanya untuk mendekatkan diri kepadanya.

Demikian juga dengan waktu dhuha, di mana orang-orang sibuk dengan kehidupan duniawinya dan mereka yang tahu pasti akan meninggalkannya sebentar untuk kembali mengingat Allah SWT, sebagaimana yang dikatakan oleh sahabat Zaid bin Arqam ra ketika beliau melihat orang-orang yang sedang melaksanakan shalat dhuha: “Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat itu di lain saat ini lebih utama. Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda : “Shalat dhuha itu (shalatul awwabin) shalat orang yang kembali kepada Allah, setelah orang-orang mulai lupa dan sibuk bekerja, yaitu pada waktu anak-anak unta bangun karena mulai panas tempat berbaringnya.” (HR Muslim).

Lantas bagaimana tidak senang Allah dengan seorang hamba yang seperti ini, sebagaimana janjiNya: “Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah Kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (QS. 5:35). Di akhir ayat ini terlihat Allah menyatakan kata “beruntung” bagi hambanya yang suka mendekatkan diri kepadanya.

Nah.. kalau bicara tentang beruntung, tentu ini adalah rejeki bagi kita. Dan satu hal yang perlu kita ingat bahwa rejeki itu bukan hanya bentuknya materi atau uang belaka. Tetapi lebih dalam dari itu, segala sesuatu yang diberikan kepada kita yang berdampak kebaikan kepada kehidupan kita di dunia dan di akhirat adalah rejeki. Dan puncak dari segala rejeki itu adalah kedekatan kepada Allah SWT, dan tentu kalau berbicara ganjaran yaitu kenikmatan puncak yang paling akhir adalah syurga. Oleh karena itu para ulama mengajarkan kita untuk berdo’a tentang rejeki ketika selesai shalat dhuha. Jadi salah satu fadilah (keutamaan) dari shalat dhuha itu adalah sarana (jalan) untuk memohon limpahan rejeki dari Allah swt.

Di samping itu shalat dhuha ini juga dapat menggantikan ketergadaian setiap anggota tubuh kita pada Allah, di mana kita wajib membayarnya sebagaimana sabda Rasulullah saw : “Setiap pagi setiap persendian salah seorang di antara kalian harus (membayar) sadhaqah; maka setiap tasbih adalah sadhaqah, setiap tahmid adalah sadhaqah, setiap tahlil adalah sadhaqah, setiap takbir adalah sadhaqah, amar ma’ruf adalah sadhaqah, mencegah kemungkaran adalah sadhaqah, tetapi dua raka’at dhuha sudah mencukupi semua hal tersebut” (HR Muslim).

Tetapi yang lebih dalam lagi dari itu adalah shalat dhuha ini adalah salah satu amalan yang disukai Rasulullah SAW beserta para sahabatnya (sunnah), sebagaimana anjuran beliau yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra : “Kekasihku Rasulullah saw telah berwasiat kepadaku dengan puasa tiga hari setiap bulan, dua raka’at dhuha dan witir sebelum tidur”, (Bukhari, Muslim, Abu Dawud).

Kalaulah tidak khawatir jika ummatnya menganggap shalat dhuha ini wajib hukumnya maka Rasulullah SAW tidak akan pernah meninggalkannya. Para orang alim, awliya dan ulama sangatlah menjaga shalat dhuhanya sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Syafei’: Tidak ada alasan bagi seorang mukmin untuk tidak melakukan shalat dhuha”. Hal ini sudah jelas dikarenakan oleh seorang mukmin sangat apik dan getol untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya”.

Jadi tidak ada alasan lagi bagi kita sebagai seorang muslim yang mempunyai tujuan hidup untuk mendapatkan ridhoNya meninggalkan shalat dhuha karena kesibukan duniawi kita kecuali karena kelalaian dan kebodohan kita sendiri.

Salat Dhuha

Pelaksanaan salat Dhuha seperti shalat-shalat lainnya. Demikian juga syarat dan rukunnya, sama dengan shalat-shalat lainnya.

Waktunya pagi hari. Sejak sekitar jam 8,00 pagi (atau kira-kira setelah matahari naik dari peraduannya setinggi tombak) sampai masuknya waktu Dhuhur. Jumlah rakaatnya minimal 2 dan paling banyak 8. Kalau ingin mengerjakan lebih dari 2, maka melakukannya tiap 2 rakaat salam.

Keutamaannya juga sama dengan shalat-shalat lain. Karena pada dasarnya ibadah apapun itu semakin teratur dilakukan maka semakin baik. Hanya saja, jika dibuat urutan, shalat Dhuha itu masih di bawah beberapa shalat sunat lainnya. Karena shalat Dhuha termasuk jenis shalat sunah yang "ghairu muakkad" (tidak begitu dianjurkan untuk dilakukan secara kontinyu). Maksudnya, jika Dhuha saja dilakukan secara teratur, maka shalat sunat Rawatib (yang mengiringi salat-salat wajib 5 waktu, qabliyah dan ba'diyah) seyogyanya lebih teratur lagi (istiqamah). Karena Rawatib lebih utama dari Dhuha. Sebagaimana jika Rawatib bisa istiqamah, maka salat Witir harus lebih istiqaamah lagi (karena Witir lebih utama dari Rawaatib, bahkan Witir wajib hukumnya menurut madzhab Hanafiyah).

Adapun surat yang perlu dibaca (setelah al-Fatihah) tidak harus al-Syams dan surat al-Dhuha. Jadi, bila Anda belum hafal kedua surat tersebut, Anda boleh membaca surat lain. Kalaupun nanti Anda sudah hafal kedua surat tsb Anda tetap boleh membaca surat lain, karena kedua surat tsb hukumnya hanya sunah saja.

Seusai melakukan shalat Dhuha, sebaiknya membaca doa berikut ini: Allaahumma inna al-dhuha dhuhaauka, wa al-jamaala jamaaluka, wa al-qudrata qudratuka, wa al-'ishmata 'ishmatuka. In kaana rizkii fi al-ardhi fa akhrijhu, wa in kaana fi al-samaa'i fa anzilhu, wa in kaana haraaman fa thahhirhu, bi haqqi dhuhaaika wa jamaalika wa qudratika, ya Allah.

Artinya:
Ya Allah, sesungguhnya masa pagi ini adalah masa pagiMU, keindahan ini adalah keindahanMU, kuasa ini adalah kekuasaanMU, kenyamanan ini adalah kenyamananMU. Seandainya rizki saya tersembunyi di dalam bumi maka keluarkanlah, jika di langit turunkanlah, jika haram bersihkanlah, berkat kesejatian masa pagiMU, keindahanMU, dan kekuasaanMU, ya Allah.

Kedahsayatan Salat Dhuha

TIDAK SEMUA ORANG Islam mampu melaksanakan ibadah haji karena melaksanakan ibadah haji biayanya cukup mahal. Tetapi kaum lemah dan rakyat kecil tidak perlu kecewa. Karena untuk orang yang tidak mungkin menjalankan ibadah haji, disediakan ibadah yang ringan tetapi bisa menutup pahala haji dan umrah yang diterima Allah. Yakni dengan melakukan shalat dhuha dua rakaat saja. Sebab Rasulullah SAW. bersabda : "Dua rakaat salat dhuha sama pahalanya dengan ibadah haji dan umrah yang diterima". Artinya , orang yang tidak mampu tidak usah memaksa-maksa diri untuk berangkat haji. Kalau ada uang lebih, sebaiknya dibelanjakan untuk meningkatkan kemakmurannya supaya kelak bisa pergi ke Tanah Suci dengan kekuatan sendiri.

Rasulullah SAW bersabda tentang rahasia yang terkandung dalam pelaksanaan salat dhuha, yakni antara lain Allah akan membangunkan istana bagi orang yang mengerjakannya dan dosa-dosanya akan terampuni sampai bersih seperti bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya. Bila melalui sabda-sabdanya, Rasulullah SAW. menginformasikan keistimewaan salat dhuha seperti di atas, maka melalui contoh dan teladan Raslulullah SAW. pula kita akan mendapatkan salah satu kunci kesuksesan dalam berbisnis, yang tak lain juga melalui pelaksanaan salat dhuha.

Seperti kita ketahui, Rasulullah SAW adalah salah satu contoh orang yang sukses dalam berbisnis. Tapi beliau juga merupakan contoh teladan orang yang rajin menjalankan salat dhuha. Saking utamanya shalat dhuha, Rasulullah SAW. berpesan kepada sahabat dekatnya Abu Hurairah RA: "Telah berpesan kepada ku kekasihku, Rasulullah SAW., kata Abu Hurairah RA, " Tiga macam pesan,1. Puasa tiga hari tiap-tiap bulan.2. Shalat dhuha dua rakaat dan .3. Salat witir sebelum tidur." ( HR.Bukhari - Muslim ).

Shalat dhuha, dengan karunia Allah SWT ternyata mampu menjadi pendorong untuk tercapainya sebuah prestasi gemilang dalam dunia kerja ataupun bisnis. Dengan menjalankan shalat dhuha berarti anda telah melakukan relaksasi untuk menjernihkan kembali pikiran dari segala keruwetan dan stress. Sehingga dengan begitu kemampuan yang anda miliki akan kembali pulih. Dengan shalat dhuha, pikiran anda akan jernih kembali dan membuat anda cerdas, sehingga anda mampu bekerja pada kemampuan yang optimal. Simaklah salah satu contoh.

Pada tahun 1978 sebuah perusahaan yang bergerak di bidang telekomunikasi memperoleh proyek pemasangan sistem alarm pada sebuah gedung baru. Hanya syaratnya perusahaan itu harus bisa menyelesaikan seluruh pekerjaan tersebut dalam tempo kurang dari satu hari. Karena hari H nya sudah ditentukan. Pukul 16.00 pekerjaan dimulai, dikerjakan oleh seorang teknisi yang paling handal diperusahaan tersebut. Ketika mereka tiba di gedung tersebut, yang mereka lihat adalah kabel-kabel yang berantakan dan begitu banyak orang yang sedang sibuk menyelesaikan pekerjaan masing-masing. Mereka semua dikejar batas waktu yang sangat mendesak. Sang teknisi langsung diperintahkan oleh sang pimpinan untuk segera mulai bekerja.

Namun setelah tiga jam bekerja, ia melihat bahwa pekerjaan tersebut tampaknya tidak akan bisa dia selesaikan. Sang teknisi itu tampak gugup dan panik. Melihat kondisi itu tiba-tiba sang pimpinan meminta agar teknisi tersebut menghentikan pekerjaannya, lalu ia mengajak sang teknisi keluar ruangan dan meninggalkan gedung tersebut untuk mengubah suasana dan melepaskan diri sejenak dari situasi yang menekan. Mereka berjalan-jalan keluar sebentar, refresh dari suasana yang tegang. Mereka kembali satu jam kemudian dan langsung meneruskan pekerjaannya. Apa yang terjadi kemudian?. Sungguh sangat menakjubkan. Teknisi itu bisa menyelesaikan pekerjaan rumit tersebut dalam tempo kurang dari dua jam saja. Rupanya ia bisa bekerja dengan baik kembali apabila ia dalam kondisi yang tenang dan pikiran jernih.

Jadi kalau kita hayati, shalat dhuha bukan menghambat pekerjaan, tapi orang yang mengerjakannya bisa kembali fit hati dan pikirannya. Karena kita menyadari bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa lepas dari masalah, baik bersifat fisik maupun psikis dan sosial. Kalau setiap masalah lekas kita kembalikan kepada Allah, maka Insya Allah akan segera diperoleh solusinya. Simak firman Allah dalam surah Ar-Raad 28 : " Orang yang beriman, hati mereka akan tenang, karena mengingat-Ku, karena hanya dengan mengingat-Ku hati mereka menjadi tenang.". Sebaliknya kalau kita hanya mengandalkan kepada kemampuan otak saja, dan lalai mengingat Allah maka akan terjadi seperti diperingatkan Allah SWT. : "Dan barangsiapa yang berpaling dari dzikrullah maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit dan Kami akan mengumpulkan-nya pada hari kiamat dalam keadaan buta" ( QS.Thaha: 124 ).

Kita hendaknya perlu mengetahui bahwa waktu dhuha termasuk saat yang mustajab bagi suatu munajat kita. Kenapa?. Karena pada saat itu nyaris sebagian besar manusia pusat perhatiannya hanya terfokus kepada masalah dunia saja. Jadi hanya sedikit dari mereka yang perhatiannya terfokus kepada Allah. Sama halnya dengan waktu disepertiga malam yang akhir. Hanya sedikit sekali manusia yang bermunajat kepada Allah pada tempo tersebut. Maka wajar, bila ada yang memohon, meminta apa saja kepada Allah SWT. pada waktu-waktu tersebut lebih mendapat perhatian khusus dari Allah SWT.

Rasulullah SAW. bersabda : "Barangsiapa shalat dhuha dua rakaat, maka orang itu tidak tercatat menjadi kelompok orang yang pelupa (sehingga cerdas pikiran dan hatinya); empat rakaat tercatat sebagai hamba Allah yang ahli ibadah ; enam rakaat terpelihara dari dosa dan perbuatan keji ; delapan rakaat tercatat menjadi kelompok hamba Allah yang taaat dan dua belas rakaat dibangunkan rumah di sorga (Al Kahlani).

Karena itu alangkah baiknya kalau kita sebelum berangkat ke tempat kerja, berwudhu lebih dahulu, sehingga ketika sampai di kantor sebelum jam kerja di mulai, kita melakukan salat dhuha untuk memohon keridhaan dan rahmat dari Allah SWT. Jadikanlah ruang kerja kita sebagai "masjid". Insya Allah, Dia akan memakmurkan hati dan memakmurkan perusahaan kita.Amin.

Mari Menunaikan Sholat Dhuha

Sholat ini cukup hanya 2 (dua) rakaat dengan doa yang amat indah dan menyejukkan. Waktunya sangat panjang, mulai suruq (habisnya waktu subuh) sampai dengan menjelang masuk waktu dhuhur, logikanya pasti bisa menunaikannya. Namun di-muakkadkan (dianjurkan dengan sangat) untuk dilaksanakan sebelum kita memulai pekerjaan kita. Sehingga niat kita bekerja adalah semata-mata bernilai ibadah. Dengan demikian pekerjaan kita, InsyaAllah, akan mendapat ridho dari Allah SWT. Amiin.

Ya Allah, bahwasannya waktu dhuha itu adalah waktuMU, dan keagungan itu adalah keagunganMU, dan keindahan itu adalah keindahanMU, dan kekuatan itu adalah kekuatanMU, dan perlindungan itu adalah perlindunganMU,
Ya Allah, jika rizkiku masih ! di atas langit, maka turunkanlah,
jika masih di dalam bumi, maka keluarkanlah,
jika masih sukar, maka mudahkanlah,
jika (ternyata) haram, maka sucikanlah,
jika masih jauh, maka dekatkanlah,
Berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaanMU, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambaMU yang sholeh.

Bila anda tidak dapat membaca teks Arab-nya waktu berdoa, bacalah teks Indonesianya saja secara khusu’ dan tawaddhu’ (dengan kerendahan hati). InsyaAllah kita akan menjadi orang yang:
1. Tawaddhu,’ [penuh dengan kerendahan hati alias tidak sombong (tinggi hati) - apapun pangkat dan kedudukan kita.
2. Percaya bahwa bekerja itu adalah bernilai ibadah, sehingga apapun yang menjadi tugas kita, seberat apapun, insyaalloh, akan mendapat ridho dan pertolongan dari Allah SWT.
3. Percaya segala sesuatu di dunia ini ada yang Maha dari segala-galanya.
Dihapuskan segala dosa meskipun dosa itu sebesar buih lautan. (Al-Hadist).
source : _
Previous
Next Post »
0 Komentar

1. Apabila ada kesalahan tulis mohon di luruskan melalui kolom komentar dibawah ini. (Mohon langsung tuliskan kesalahannya, dan seharusnya tulisannya bagaimana. Misalnya: "ynag" SEHARUSNYA "yang")
2. Jangan lupa bagikan tulisan ini kepada saudara-saudara kita. SEMOGA MENJADI AMAL IBADAH BAGI YANG MEMBAGIKANNYA
3. Mohon Tidak Beriklan pada kolom komentar, dan menambahkan link aktif pada kolom komentar
4. MOHON DO'ANYA AGAR KAMI SELALU DIBERI KESEHATAN, KESELAMATAN, DAN JAUH DARI BALA SERTA DIMURAHKAN RIZKI

loading...